Pariwisata di Bali memiliki tali temali
yang kuat dengan kehidupan beragama, budaya dan pertanian. Budaya kita pada
dasarnya adalah budaya agraris, sangat tergantung pada pertanian. Pertanian
akan tetap memegang peranan strategis dalam pembangunan pariwisata dan
masyarakat Bali modern. Keberhasilan
pembangunan pertanian memberikan kontribusi langsung dan nyata terhadap
pengembangan pariwisata budaya.
Pertanian bukan saja menambah indah Pulau Dewata dengan terasering
sawahnya, tetapi juga memberikan sumbangan penting terhadap kebutuhan religius
masyarakatnya yang mayoritas memeluk Agama Hindu. Kebutuhan akan air, bunga dan produk pertanian merupakan kebutuhan riil keseharian
masyarakat Bali.
Industri pariwisata
merupakan leading sector bagi
perekonomian daerah Bali. Pertumbuhan industri pariwisata di Bali telah mampu
mendorong terjadinya perubahan struktur perekonomian Daerah Bali, yang dulu
didominasi sektor primer dan sekarang didominasi sektor jasa. Namun demikian pertumbuhan sektor jasa yang
mendukung industri pariwisata tersebut, tidak diimbangi oleh pertumbuhan sector
lainnya, sehingga terjadi ketimpangan antar sector perekonomia di Bali. Hal ini juga menyebabkan terjadinya
ketimpangan perekonomian antar kabupaten/kota di Bali yang berdampak pada
ketimpangan pendapatan perkapita penduduknya.
Industri pariwisata sangat sensitif terhadap berbagai isu
negatif, seperti isu keamanan dan kesehatan.
Pengalaman kita menunjukkan bahwa adanya kejadian bom di Bali
menyebabkan industri pariwisata merosot dan terjadi gelombang PHK. Berdasarkan pengalaman tersebut maka pembangunan perekonomian di Bali ke depan
tidak boleh bertumpu pada industri pariwisata saja. Seharusnya
memperhatikan sector yang lain seperti pertanian dan industri .
Pertumbuhan sektor jasa
(yang mendukung industri pariwisata) belum
diimbangi oleh pertumbuhan sektor pertanian dan industri . Sektor pertanian tumbuh lambat sekitar 2,49%
pada 2007 dibandingkan dengan jasa
(pengangkutan dan komunikasi) sebesar 10,86%, Oleh karenanya pada era mendatang
diperlukan peran aktif semua stake
holders agar sektor pertanian dapat
tumbuh mengimbangi sektor lainnya. Harus
ada sinergi antara sector jasa yang mendukung pariwisata dengan sector pertanian
dan industri kecil
Dalam rangka meningkatkan sinergi sektor pertanian dengan
pariwisata antara lain dapat dilakukan
pengembangan wisata agro dan agrowisata. Wisata agro merupakan pemanfaatan kawasan
atau aktifitas budidaya pertanian untuk objek wisata. Hal ini sudah berkembang
di beberapa lokasi, misalnya desa wisata, yang memanfaatkan jalan subak sebagai
tempat tracking. Namun pada umumnya petani
belum memperoleh kontribusi langsung dari kegiatan pariwisata tersebut.
Tantangan ke depan adalah memfasilitasi
tumbuhnya wisata agro mulai dari sisi hulu sampai hilir. Semua stake holders harus ikut menumbuhkan
wisata ini.
Agrowisata juga perlu dikembangkan karena petani diharapkan meghasilkan produk
pertanian untuk konsumsi wisatawan.
Pemilihan komoditas yang dikembangkan
agar mempertimbangkan sifat
unggul, mutu, kuantitas dan kontinyuitas
produksi . Areal pengembangan dilakukan
dalam kawasan agar efisien dalam pemasaran, penerapan teknologi modern seseuai
dengan ekosisitem setempat serta ramah lingkungan dengan mengarah kepada
pertanian organik. Disamping itu diperlukan juga pengembangan agroindustri,
agar dihasilkan produk olahan berkualitas baik, higinis, serta dengan kemasan
yang baik sesuai selera konsumen.
Dari sisi pelaku pariwisata,
diharapkan ada komitmen untuk menampung hasil-hasil pertanian lokal kita,
sehingga petani tidak kesulitan dalam pemasaran. Karena secara ekonomi kegiatan
pariwisata akan memberikan pengaruh
langsung kepada petani, tidak hanya kepada para pekerja di industri pariwisata
saja.
Hotel berbintang serta pengusaha pariwisata yang besar
diharapkan ikut menjadi bapak angkat kelompok tani atau gabungan kelompok
tani tertentu, seperti apa yang dikenal
dengan CSR (Corporate Social Responsibility). Kelompok tani dan pengusaha pariwisata perlu
melakukan kemitraan dengan pola yang jelas, baik kemitraan dalam permodalan
atau pemasaran produk petani. Dengan
upaya ini petani dharapakan menjadi lebih mandiri dan mampu mengikuti perkembangan
situasi perekonomian.
Produk pertanian kita secara
tersistem perlu terus dikampanyekan kepada masyarakat, sehingga mereka
mengetahui apa yang kita hasilkan dan apa kelebihannya dibandingkan dengan
produk pangan impor. Misalnya dilakukan
pameran buah pada hari hari tertentu, lomba pengolahan pangan lokal dan menu
khas daerah kita.